Setelah tiga hari "istirahat", Gunung Merapi bergeliat lagi Jumat (12/11). Awan panas kembali meluncur ke arah tenggara dengan jarak luncur mencapai 3,5 kilometer. Awan membuat pekat kolom ke atas hingga 800 meter. Sedangkan abu vulkanik menuju ke arah selatan, barat daya dan barat.
"Merapi menggeliat lagi, gempa tremor terus berlangsung beruntun, sesekali awan panas meluncur," kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Surono, Jumat (12/11).
Luncuran awan panas ke arah tenggara terlihat pada pukul 12.54 WIB dari pos pengamatan Deles, Klaten, yang dipasangi CCTV (closed circuit television).
Petugas Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta juga bisa langsung melihat luncuran awan panas dari monitor yang tersambung dari pos pengamatan.
Meskipun daya luncur awan panas Merapi saat ini berkurang, kata Surono, jarak luncur tetap jauh karena luncuran awan panas sudah tidak terhalang oleh gundukan, pohon dan bangunan rumah yang telah diterjang oleh awan panas sebelumnya. "Jalan yang dilintasi awan panas kan sudah seperti jalan tol," kata dia.
Hujan abu tipis terjadi di Sleman, Muntilan dan Magelang, sebab arah angin menuju ke selatan dan barat gunung. Jarum pada seismograf yang berada di BPPTK selalu mencatat dengan intensitas tinggi dan tanpa henti rentetan gempa tremor. Kadang, tintanya pun muncrat.
Karena aktivitas Merapi menunjukkan peningkatan, statusnya tetap awas. Oleh karena itu warga lereng Merapi yang mengungsi diminta tidak pulang atau mendekati kawasan rawan bencana yang ditentukan yaitu 20 kilometer dari puncak Merapi.
0 komentar:
Posting Komentar